Minggu, 02 Desember 2018

SC. INSTITUTE 7.219.212 Total Masa Reuni 212 Tahun 2018

Sandri Rumanama
(Diret Survey SC INSTITUTE)

Tingkat Kepadatan Area Parkiran Atrium Senen

Camera Dari Menara BCA
Mari Perhatikan RINCIAN Perhitungan Oleh TIM Kami.

Jika kita hitung berdasarkan kapasitas ruang yang di pakai sebagai titik aksi dari silang monas, patung kuda, thamrin, kebon siri, gambir, senen, pasar baru, salemba, maka total luas area yang di pergunakan adalah 528 800 meter persegi.

Bagai mana dengan tingkat densitas dalam ruas yang memiliki volume 528 800  meter persegi. jika tingakat kepadatan ruang dengan ratio okupasi 6 orang per/meter maka massa yang memadati titik aksi tersebut berkisar pada angka 3.172. 800 orang. hitungan kami pada titik kaordinat yang mengalami kepadatan belum pada titik titik yang tidak mengalami tingkat densitas, maka kalkulasi kami jika total ruang yang di pakai dari titik kordinat hingga pada ruang ruang yang tidak mengalami kepadatan dengan tingkat okupasi yang kurang dari 4-5 orang.

Kami coba menghitung beberapa area dan ruas jalan yang di pakai oleh kendaraan yang parkir agar kami bisa menghitung ratio masa pengguna kendaraan bermotor baik roda dua dan roda 4. kurang lebih ada 16 titin parkir. ruas jalan salemba senen dan area parkiran stasiun senen, area parkiran stasiun gambir, area parkiran kantor pos pasar baru, area parkiran kawasan hotel brobudur, area parkiran masjid istiglal, hingga sampai ke menteng.

Data Jumlah Masa Reunian Luar Jakarta.

Dari jam 00.20 Kami Mobile untuk menghitung armada angkut yang mengantar rombongan dan titik parkir angkutan dan.kami dapat merilisnya julah buss dengan kapasitas 50 orang berjumlah 678 buss.

Jika di hitung berdasarkan volume dan kapisitas penumpang maka massa yang hadir pada reunian 212 dari luar jakarta yang menggunakan buss adalah 33. 900 orang.


Massa Yang Menggunakan Kendaraan Roda 3 & 4

Jumlah total kendaraan roda dua dengan kapasitas muat dua orang dari titik titik parkir kami merilisnya  berjumlah 2.380 kendaraan bermotor untuk aksi reunian 212 maka jumlah massa yang menggunakan kendaraan roda dua yang menghadiri acara reuni 212 adalah. 4.780 orang

Sedangkan yang mengggunakan kendaran roda 4 dengan kapsitas tampug 4-6 orang yang kami berhasil rilis adalah 789 kendaraan masa yang menggunakan kendaraan roda 4 yang hadir pada acara reunian 212 adalah 3. 945 orang.

setelah itu kami melakukan wawancara dengan beberapa kordinator baik itu irmas, komunitas ataupun majelis dengan rata rata mass yang di bawa 58-167 orang. jumlah majelis dan komunitas yang hadir adalah 87 ormas yang berhasil Kami rampun maka total masa dengan komunitas dan majelis di luar jakarta 10.444 orang.

maka kami totalkan dengan dengan standariasi akumulatif jumlah massa yang hadir berkisar pada 7.219.212 orang.

Kamis, 29 November 2018

Hasto. Soeharto Guru Korupsi Sandri. PDIP Murid Paling Taat Untuk Korupsi.

Sandri Rumanama

Jakarta. pernyataan sekertaris jendral Partai Demokrasi Indonesian Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto yang mengatakan bahwa Soeharto itu guru para koruptor mengundang respon balik aktivis GmnI.

Sandri Rumanama nyinyir pernyataan hasto dengan mengatakan bahwa bisa saja benar Soeharto adalah guru korupsi dan murid terbaiknya adalah kader PDI-Perjuangan. cetusnya

Sandri berani mengatakan itu bukan tanpa bukti dan alasan dirinya dengan tegas mengatakan bahwa sekjen PDI-P gak sadar mencabir guru bagi kader-kader partainya dia.

"Ya Bang Hasto Itu Nyindir Kader Partainya Sendiri Bagai Mana Tidak ? Kepala Daerah Yang Banyak Korup kan PDI-P Berarti Mereka Itu Murid Pak Soeharto Yang Paling Setia dan Sukses". Nyinyirnya Sambil Tersenyum.

Pemuda asal maluku ini merupakan kader GmnI yang selalu di kait-kaitkan dengan PDI-P, ketika dirinya ditanya apakah dirinya tak merasa bersalah menyerang para seniornya.

Dengan senyum ia menjawab wah saya salah kalau saya membela mereka yang jelas-jelas menjadi murid pak harto yang menurut mereka guru koruptor. sinisnya

Sandri menjelaskan boleh di buat sistem ranking kepala daerah dari partai mana yang banyak berdasarkan data tidak menutup kemungkinan adalah PDI-P, maka mereka adalahyang murid yang paling sukses. paparnya

Direktur SC INSTITUTE Demo Halang Reunian 212, GJI Langgar Konstitusi.

Sandri Rumanama
(Direktur SC INSTITUTE)

Jakarta. Gerakan Jaga Indonesia (GJI), dinilai telah melanggar kontitusi dan melanggar HAM. Hal ini di ungkapkan direktur Sandi Central Institute Sandri Rumanama.

Dalam keterangan tertulis Sandri Rumanama menilai kesadaran berdemokrasi tidak di miliki oleh Budi Djarot dan rekan-rekan yang terkesan mengintimadasi hak warga negara dalam menggunakan hak politiknya untuk berdemokrasi. ungkapnya

Sandri menuturkan terserah merekalah yang merasa alumni 212 mau reunian, mau berkumpul, mau berdzikir ataupun berpolitik itu hak nereka sebagai warga negara yang merdeka yang di jamin konstitusi.

"Ini Om-Om Saya Di Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Kok Maksa Bangat sih, Terkesan Mengintimdasi Hak Orang Lain Saja, Mereka Mau Ngumpul, Ngerumpi, Ngopi ataupun Berpolitik Sekalipun Tak Masalah Itu Dijamin Oleh Konstitusi Kita". Cetusnya.

Sandri menjelaskan bahwa Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 Memberikan ruang terhadap siapapun untuk berekspresi dan menggunakan haknya untuk berpolitik, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang, sudah jelas tereksplisit. jelasnya

Olehnya itu Direktur SC INSTITUTE ini meminta agar pihak penegak hukum agar segera mengamankan siapapun yang dengan sengaja mengintinadasi hak politik warga negara yang lainnya sebab ini akan berdampak pada kondisi sosial kemasyarakatan menuju tahun politik nanti. tegasnya

Selasa, 27 November 2018

Ancam Bubarkan Reunian 212. Sandri. Polisi Tak Boleh Diam


Sandri Rumanama
(Aktivis GmnI, Penulis & Krtikus)
Jakarta. Issue reunian akbar 212 yang di rencanakan akan di laksanakan pada hari minggu 2 desember 2018 menuai kontrafersi di kalangan politisi dan masyarakat.

Ramai diberitakan bahwa akan ada satu kelompok dari kawasan timur indonesia, yang di ketuai oleh deci matulesi akan datang dan membubarkan acara reniun tersebut  seperti dilansir dari suaranasional.com di tanggapi oleh tokoh pemudah timur lainnya.

Sandri Rumanama menilai bahwa masyarakat timur selalu di kambing hitamkan oleh negara dengan pendekatan kriminalitas yang identik dengan adu fisik padahal budaya demikian bukan budaya orang timur. terangnya

Sandri menambahkan jika ada orang timur yang sok jagoan kayak gitu ansih entitas ketimurannya di pertanyakan karena orang timur di kenal sebagai kelompok sosial yang selalu menghargai perbedaan bahkan di buat dalam sumpah dan ikrar leluhur mereka.

"Jika Ada Orang Ambon, Orang Flores Orang Papua, Berwatak dan Berkata Sedemikian Maka Patut Dipertanyakan Entitas Ketimurannya Sebab Kami Orang Timur Itu Kelompok Plural Yang Selalu Menghargai Perbedaan Bahkan leluhur Kami Mengangkat Ikrar Serta Sumpah Leluhur Agar Saling Menjaga & Mencintai Sesama". Ulasnya

Sandri sangat menantang keras bahwa pernyataan sedemikian tak pantas di ucapkan oleh seseorang yang mengatasnamakan dirinya sebagai orang timur karena bertentangan dengan sikap dan semangat kebersamaan yang di bangun oleh orang timur. jelasnya

"Dia juga menuturkan bahwa jika demikian yang terjadi ini akibat dari pernak pernik agitasi yang kian ramai di mediakan membuat negeri ini kian waktu kian di hujani fitnah, sehingga seni dari demokrasi kita adalah saling sindir bahkan sampai menabar ancaman". tuturnya

Dia meminta agar pihak kepolisian harus menyikapi ancaman tersebut dengan serius karena hal ini bisa berdampak pada kondisi sosial kemasyarakatan yang menimbulkan konflik integrasi baik secara kelompok, suku, ras hingga pada konflik keyakinan (agama). paparnya

Sandri menilai bahwa ancaman yang di beritakan tersebut sudah mengandung unsur pidana karena dengan tegas berani menabar ancaman ke publik yang mengundang respon dan asumsi publik yang berbeda-beda & pihak kepolisianpun dianggap lalai ataymu sengaja membiarkan persoalan ini terjadi karena tak ada langkah pengamanan yang di ambil. ulasnya

Rabu, 21 November 2018

Sandri: Mereka Yang Menolak Perda Syariah Baru Lahir Dia


Jakarta. Keributan dan perdebatan soal perda syariah menurut sandri ini sudah selesai sejak 1947 kok diributin lagi ini menandakan bahwa ada yang mencari formulasi konflik baru atas masalah yang telah lalu dan sangat kelihatannya lucu. ungkap Sandri Rumanama

Sandri Menambahkan jika ada yang menolak perda berabaur syariah, budaya atau berdasrakan kehendak masyarakat di darerah tersebut, maka yang bersangkutan tidak memahami dia hidup di negara mana saat ini, jelasnya saat di temui di RSUD Duren Sawit Jakarta Timur

"Ada yang masih ribut soal regulasi kedaerahan baik bersifat kepercayaan dan keyakinan, budaya dan kebiasaan ataupun kehendak masyarakat setempat ini pertanda orang yang ribut dia gak sadar hidup di negara mana dan karena dia juga gak ngerti apa itu negara republik, karena gak ngerti apa itu demokratik, karena gak ngerti apa itu musyawarah mufakat, makanya ngomongnya ngawur, ngeluntur sana sini dan jadilah keributan yang tidak esensial berdasarkan kondisi kehidupan bernegara saat ini". Paparnya

Dia menjelaskan bahwa siapapun dia, jika hidup dimana saja dan di negara apa saja  mayoritaslah yang harus menjadi pemimpin atas kehendak bersama, merangkul bukan berarti harus membenturkan apa jadinya bangsa ini kalau kita seperti bertelurnya ayam begitu ribut hingga sejagat hasilnya  satu dan sudah sering di ributan bukan lagi hal baru lucukan. Jelasnya

Dirinya menjaskan bahwa jika yang takut terhadap peraturan syariah dan bersifat kadaerahan maka orang ini harus di pertanyakan psikologisnya lagi sebab dia bahkan gak sadar sedang berada dimana dan memprotes persoalan dimana. tuturnya

Bahkan sandri menuding yang protes soal perda syariah itu sangat kelihatan, lucu, goblok dan naif.

"Kelihatan lucu, goblok & naif, perda syariah itu hukum mayoritas atas kehendak moyoritas yang bersifat normativ dan berlaku secara sentris kok di takuti sih aneh dan kita harus sadar bahwa perda syariah itu berlaku atas apa yang menjadi budaya, kebiasaan, kehendak, kehidupan sosial masyarakat yang mayoritas di daerah tersebut bukan memaksakan kehendak atas apa yang menjadi kemaun anda". Tegasnya

Sandri berharap agar kedepannya tak ada lagi keributan-keributan sedemikian lagi sebab keributan seperti ini sudah selesai jauh sebelum negara ini merdeka malah. terangnya

Sandri Rumanama
(Kritikus & Aktivis GmnI)

Sabtu, 17 November 2018

Sandri. Mahasiswa Dibayar 200 Juta/Bulan Demokrasi Dicedrai REZIM ini.


(Sumber Pengakuan Informan Yang Berdear)

Jakarta. Beradar kabar terbongkar operasi intelijen yang memfasilitasi mahasiswa hingga 200 juta per/bulan untuk masing-masing organisasi telah mencedrai nalar kritis mahasiswa.

Salah satu pengurus presidium GmnI yang notabene adalah aktivis mahasiswa & tokoh pemuda Sandri Rumanama.mengaku kaget dengan informasi yang beredar saat itu. tutur Sandri Rumanama saat di temui di kawasan mangga dua jakarta utara.

"Waduh Dicek dong informasinya benar gak sih ? saya kaget loh kalau informasi ini benar rezim ini lebih parah dari orde baru". cetusnya
Sandri Rumanama
(Pengurus Presidium GmnI)


Sandri mengklarifikasikan issue tersebut bahwa GmnI di bawa nahkoda mereka tak pernah menerima sepeserpun dari penguasaa saat ini.

"Alhamdulillah kalau memang GmnI terindikasi di amanin oleh rezim saat ini, itu bukan GmnI Presidium karena kami pejuang marhaen tak bermoral sedemikian bejatnya & tak ada sepeser-pun kami terima dari rezim ini". ungkapnya

Sandri merasa bahwa mahasiswa telah menggadaikan ideologis mereka hanya karena nilai dan materi maka mahasiswa seperti ini sudah saatnya di bumi hanguskan, karena telah mencedrai nalar kritis dan sumpah etik mahasiswa itu sendiri. paparnyaI

NFORMASI YANG BERBEDA

Berdasarkan informasi yang beredar bersumber dari akun atas nama Djoko Edhi Abdurrahman bahwa ada operasi intelijen untuk mengamankan mahasiswa khusus beberapa organisasi mahasiswa yakni: PB HMI, PMII, GMNI, GMKI PMKRi, IMM, Hikmabudhi, KMHDI) yang masing2 ormas mendapat Rp200 juta per bulan, ketua PB masing2 Rp20 juta per bulan.

Ormas Mahasiswa ini dìminta untuk atas nama organisasi agar tidak mengkritisi dan oposan terhadap pemerintahan Jokowi, minimal sampai Oktober 2019. 

Di samping itu, mereka tanpa harus membawa nama organisasi, diminta untuk mendeklarasikan ormas relawan Jokowi bernama MADANI. 

Ormas Relawan ini sudah dibentuk para ketum PB dan sementara berkantor di Tebet, dekat kantor BM PAN. Harga  sewa kantor Rp280 juta langsung dibayar cash oleh oknum BIN dan biaya ops tahap awal utk Madani Rp 1 miliar sdh diserahkan. KA BIN juga akan menanggung biaya deklarasi Relawan Madani (Mahasisa Pemuda untuk Jokowi) secara nasional di Surabaya pada Des 2018 sebesar Rp 5 miliar dan disusul deklarasi Madani di seluruh propinsi dengan biaya dari BIN Rp500 juta per provinsi.

Kamis, 15 November 2018

PSI. Bukan Soal Islam Fobia, Sandri Sama Saja Kalau Syariah Fobia.

Foto Grace Natalie & Sandri Rumanama


Jakarta. Beberapa hari ini pernyataan resmi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang mengatakan menolak peraturan daerah (perda), berbaur syariah di nilai oleh sebagain kelompok sebagian ruang terhadap islam fobia.

Melalui juru bicara PSI, Dini Santi Purwono menolak pernyataan dan penilaian sebagain orang bahwa partai mereka islam fobia.

Mensikapi persoalan ini lagi-lagi Sandri Rumanama menilai bahwa sikap partai solidaritas indonesia (PSI) yang menolak bahwa mereka bukan islam fobia menurut sandri benar bahwa mereka bukan islam fobia tapi syariah fobia secara konotasinya sama saja. paparnya

"Iya Memang PSI Bukan Partai Islam Phobia Tapi Esensialnya Adalah Partai Yang Syariah Phobia. Jadi Agamanya Yang Gak Ditakuti Namun Ajarannya Yang Mungkin Dihindari atau Ditakuti Oleh PSI Sebab Islam Itu Nama Agamanya dan Esensial Ajarannya Adalah Syariahnya, Jadi Sama Saja atau Bahkan Parah Dari Islam Phobia" Tuturnya di kawasan bilangan tebet jakarta. 

Menurut Sandri Rumanama kajian strategis konflik oleh PSI Belum tuntas sehingha mereka mengaitkan antara konflik horizontal di suriah dan beberapa negara tomur tengah lainnya dengan kondisi Indonesia saat ini.

"Ini Akibat Kurang Baca Soal Issue dan Strategis Konflik Di Negara-Negara Timur Tengah Sehingga Kondisi Indonesia Disama Rupalant Dengan Kondisi Pemicu Konflik Di Timur Tengah". Cetusnya

Sandri menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di timur tengah adalah konspirask global dalam mengagitasi sekat mazhab antara Sunni-Syiah sehingga pecag kondlik disana bukan karena situasi politik dalam negeri semata.

Dirinya menambahkan bahwa perda syariah tidak pernah mengganggu atau menjadi variabel terhadap luluh lantahnya persatuan bangsa.

"Mana Ada Perda Syariah Menjadi benih Kehancuran Persatuan, Ini Mengada-Ngada Sekali, Itu Di Aceh Perda Syariah Diterapkan Tapi Umat Yang Berkayakinan Lain Masih Hidupa Nyaman, Aman & Tentram Kok". Paparnya